Stres tidak hanya membuat kita merasa tidak sehat secara emosional. Studi telah menemukan bahwa banyak masalah kesehatan yang berhubungan dengan stres. Stres tampaknya memperburuk atau meningkatkan risiko kondisi seperti obesitas, penyakit jantung, penyakit Alzheimer, diabetes, depresi, masalah pencernaan, dan asma.
Berikut ini adalah beberapa penyakit terkait stres yang bisa Anda sembuhkan.
1. Penyakit jantung
Para peneliti telah lama menduga orang dengan kepribadian tipe A (mudah stres) memiliki risiko tekanan darah tinggi dan penyakit jantung yang lebih tinggi. Dokter masih belum bisa menjelaskan dengan pasti hubungan keduanya, tapi stres dapat meningkatkan denyut jantung dan aliran darah secara langsung dan menyebabkan pelepasan kolesterol dan trigliserida ke dalam aliran darah.
Dokter tahu bahwa stres emosional yang mendadak bisa menjadi pemicu untuk masalah jantung yang serius, termasuk serangan jantung. Orang-orang yang memiliki masalah jantung kronis harus menghindari stres akut dan berusaha untuk mengelola stres yang tidak bisa dihindari dalam hidup.
2. Asma
Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa stres dapat memperburuk asma. Beberapa bukti menunjukkan bahwa stres kronis pada orang tua bisa meningkatkan risiko asma pada anak-anak mereka. Satu penelitian mengamati bagaimana stres pada orangtua mempengaruhi tingkat asma pada anak-anak yang juga terkena polusi udara atau yang ibunya merokok selama kehamilan. Anak-anak dengan orangtua yang mengalami stres memiliki risiko terkena asma yang jauh lebih tinggi.
3. Obesitas
Kelebihan lemak di perut tampaknya menimbulkan risiko kesehatan yang lebih besar daripada lemak pada kaki atau pinggul, dan sayangnya disitulah lemak banyak tersimpan pada orang yang mengalami stres tinggi. Stres menyebabkan peningkatan hormon kortisol, yang tampaknya meningkatkan jumlah lemak yang disimpan di perut.
4. Diabetes
Stres dapat memperburuk diabetes dalam dua cara. Pertama, meningkatkan kemungkinan perilaku buruk, seperti makan yang tidak sehat dan minum berlebihan. Kedua, stres tampaknya meningkatkan kadar glukosa dari pengidap diabetes tipe 2 secara langsung.
5. Sakit kepala
Stres dianggap salah satu pemicu paling umum untuk sakit kepala. Tidak hanya sakit kepala biasa, tapi juga termasuk migrain.
6. Depresi dan kecemasan
Mungkin tidka mengherankan jika stres kronis terhubung dengan tingkat depresi dan kecemasan yang lebih tinggi. Salah satu survei studi terbaru menemukan bahwa orang yang mengalami stres yang berhubungan dengan pekerjaan mereka—seperti pekerjaan yang sangat berat dan gaji yang sedikit—memiliki risiko 80% lebih tinggi terkena depresi dalam beberapa tahun dibandingkan orang dengan stres yang lebih rendah.
7. Masalah pencernaan
Stres bukan penyebab utama, tapi stres memperburuk masalah pencernaan. Stres juga merupakan faktor umum pada banyak kondisi GI lainnya, seperti mulas kronis (atau penyakit gastroesophageal reflux, GERD) dan sindrom iritasi usus (IBS).
8. Penyakit Alzheimer
Satu studi hewan menemukan bahwa stres mungkin memperburuk penyakit Alzheimer, yang menyebabkan lesi otak terbentuk lebih cepat. Beberapa peneliti berspekulasi bahwa mengurangi stres memiliki potensi untuk memperlambat perkembangan penyakit.
9. Percepatan penuaan
Satu studi membandingkan DNA dari ibu yang berada di bawah stres yang tinggi—yang merawat anak dengan sakit kronis—dengan mereka yang tidak. Para peneliti menemukan bahwa daerah tertentu dari kromosom menunjukkan efek percepatan penuaan. Stres tampaknya mempercepat penuaan sekitar 9 sampai 17 tahun.
10. Kematian dini
Penelitian menunjukkan bahwa lansia yang mengasuh pasangannya mengalami 63% risiko yang lebih tinggi untuk kematian dini dibandingkan orang seusia yang tidak menjadi pengasuh.
Sumber: www.webmd.com