close
Dampak Diabates terhadap Tubuh

Begitu Anda selesai makan dan minum, gula dalam darah Anda akan diubah menjadi glukosa. Glukosa ini akan melewati aliran darah Anda untuk kemudian memberikan energi. Insulin akan diproduksi oleh pancreas sebagai cara untuk membantu proses tersebut. Namun, pada penderita diabetes, hal ini tidak terjadi demikian adanya. Insulin yang dihasilkan mungkin terlalu sedikit atau bahkan tidak dihasilkan sama sekali. Dan seringkali, insulin yang dihasilkan tidak berfungsi dengan baik. Akibatnya, level glukosa akan naik dan sel-sel Anda lainnya akan kehilangan banyak energy. Dengan demikian, muncullah beberapa gangguan pada organ tubuh Anda, akibat diabetes tersebut.

Beberapa efek diabetes yang mungkin dialami pada beberapa bagian tubuh penderita diabetes, antara lain:

1. Sistem Peredaran Darah

Akibat gula darah yang tinggi, limposit bias terbentuk dalam dinding pembuluh darah. Aliran darah akan terhambat dan lama kelamaan akan menyebabkan aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah).
Terganggungnya sirkulasi ini bias menyebabkan klaudikasio intermiten (rasa sakit pada betis saat berjalan). Menyempitnya pembuluh darah pada penderita diabetes juga mungkin menyebabkan beberapa masalah pada kaki, seperti rasa dingin pada kaki, berkurangnya kemampuan merasa, sehingga Anda mungkin tidak sadar ketika mengalami cidera atau infeksi, dll. Infeksi atau ulkus pada kaki bias juga terjadi. Ketika parah, akan terjadi kerusakan saraf yang membuat kaki perlu diamputasi.

Risiko tekanan darah tinggi pada penderita diabetes juga meningkat, sehingga terjadi tekanan pada jantung, meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke hingga dua kali lipat.

2. Sistem Endokrin, Ekskresi, dan Pencernaan

Karena kadar insulin rendah atau tidak ada, atau tubuh tidak bisa menggunakan insulin yang dihasilkan tubuh, akibatnya tubuh akan menggunakan hormon lain utnuk mengubah lemak menjadi energi. Pada akhirnya, akan tercipta bahan kimia beracun dengan kadar yang tinggi, seperti asam dan badan keton yang bias menyebabkan ketoasidosis diabetikum, penyakit yang bias sangat berbahaya.

Ginjal penderita diabetes juga bias rusak sehingga kemampuannya menyaring limbah pun tidak optimal. Penderita diabetes sangat rawan terkena kerusakan ginjal, untuk itu harus rajin memantau diri. Salah satu tanda kerusakan ginjal adalah bertambahnya protein dalam urin.

Diabetes tipe 2 juga bias menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah dalam jumlah besar tapi tanpa disertai keton. Kondisi ini disebut sindrom hiperosmolar hiperglikemik (HHS). Hal ini mungkin terjadi jika diabetes tidak terdiagnosis, atau bias juga dioicu oleh serangan jantung, infeksi, dan stroke.

3. Sistem Saraf Pusat

Saraf (neuropati perifer) pada penderita diabetes bias rusak, dan kemampuannya untuk merasakan dingin, panas, dan sakit bias terpengaruh, sehingga pasien rentan terkena cedera. Akhirnya, cedera cenderung terabaikan, khususnya di tempat-tempat yang tak terlihat.

Pembengkakan pembuluh darah di mata bias merusak penglihatam, bahkan menyebabkan kebutaan. Gejala termasuk floaters atau bintik-bintik di daerah pandangan Anda. Hal tersebut juga mungkin mengakibatkan glaucoma.

4. Sistem Integumen

Kelembaban yang kurang bias menyebabkan kulit kaki menjadi kering dan pecah-pecah. Untuk itu, sangat disarankan bagi Anda menggunakan petroleum jelly sehabis mandi atau berenang. Namun, hati-hati, sisa krim pada celah kaki bias menyebabkan infeksi.

Kapalan pada daerah bertekanan tinggi bias berubah menjadi borok atau infeksi apabila tak dirawat. Penderita diabetes juga rawan terkena bisul, infeksi pada folikel rambut (folikulitis), sties, dan infeksi kuku. Infeksi juga rawan terjadi pada lipatan ketiak, celah jari tangan dan kaki, pangkal paha, dan sudut mulut.

5. Sistem Reproduksi

Diabetes gestasional dapat menyebabkan peningkatan risiko tekanan darah tinggi. Gejalanya sebenarnya sama dengan diabetes tipe lainnya, tapi disertai infeksi pada vagina dan kandung kemih. Proses melahirkan bias lebih sulit karena bayinya cenderung memiliki berat yang lebih tinggi.

 

Sumber: www.healthline.com

Tags : diabetesdiabetes melitus