close
madu untuk diabetes

Diet diabetes secara ketat dikontrol khususnya berhubungan dengan asupan gula dan senyawa mineral. Oleh karena itu tidak mengherankan bahwa “apakah madu diperbolehkan untuk pasien diabetes” adalah pertanyaan yang sering diajukan ketika membicarakan diet untuk diabetes.

Diabetes adalah gangguan pankreas, dimana insulin tidak diproduksi dalam jumlah yang cukup atau diproduksi tapi tidak bisa dimanfaatkan dengan baik. Diabetes pada dasarnya adalah gangguan metabolisme, terutama metabolisme karbohidrat. Gula dan pati yang tertelan tidak dapat digunakan, dan karenanya dieliminasi dalam urin. Gejala diabetes antara lain sering buang air kecil, rasa haus atau kelaparan yang ekstrim, penurunan berat badan, kelelahan, mati rasa, dan infeksi.

Pada diabetes tipe 1, tubuh tidak memproduksi insulin apapun, sedangkan, orang dengan diabetes tipe 2 juga tidak menghasilkan cukup insulin atau sel-sel mereka menolak insulin, dan mereka cenderung kelebihan berat badan, karena kadar insulin yang tinggi, sehingga tidak bisa mengalirkan glukosa ke dalam sel otot, yang kemudian mengubah glukosa menjadi lemak dan kolesterol sebagai gantinya. Hal ini menyebabkan tidak hanya obesitas, tapi juga penyakit jantung, sirkulasi darah yang buruk di kaki dan penyakit mata. Sementara diabetes tipe 1 diobati dengan suntikan insulin, yang membantu glukosa masuk ke dalam sel-sel tubuh dan mempertahankan kontrol glukosa darah, diabetes tipe 2 biasanya menggunakan obat penurun glukosa. Kebanyakan penderita diabetes mengidap diabetes tipe 2 dan biasanya di atas usia 40-an.

 

Penggunaan Madu dalam Diet Diabetes

Dengan kontrol yang tepat, banyak penderita diabetes dan pra-diabetes (orang dengan kadar glukosa darah yang lebih tinggi dibandingkan orang normal tetapi tidak cukup tinggi untuk dipertimbangkan sebagai diabetes) masih dapat menikmati madu alam dengan aman. Sebelum memasukkan madu ke dalam perencanaan diet mereka, cari tahu berapa banyak cairan manis yang dapat dikonsumsi setiap harinya.

Setiap jenis diabetes berbeda dan harus dipelajari bagaimana tubuh penderita bereaksi terhadap beraneka makanan yang mengandung karbohidrat. Ingatlah bahwa jumlah total pati atau karbohidrat dalam makanan adalah pertimbangan utama, bukan jumlah gula. Madu adalah makanan karbohidrat juga, seperti beras dan kentang. Jadi, perlu diingat bahwa 1 sendok makan madu saja mengandung sekitar 17 gram karbohidrat, yang berarti bahwa ini mengurangi porsi asupan karbohidrat harian Anda.

Penderita diabetes dapat mengkonsumsi madu sama seperti pemanis atau karbohidrat lainnya. Untuk memantau respon terhadap madu, kadar gula darah bisa dicatat sebelum konsumsi dan dicek lagi dua jam kemudian. Dan lagi, ketika membeli madu komersial untuk pasien diabetes, pastikan bahwa madu tersebut adalah madu murni dan tidak tercemar oleh glukosa, pati, gula tebu, dan bahkan malt, yang harus dihindari dalam diet diabetes.

 

Pendapat Dokter tentang Madu untuk Diet Diabetes

Dokter kemungkinan besar akan mengatakan “jangan” jika Anda menanyakan tentang penggunaan madu dalam diet diabetes. Hal ini tidak mengherankan karena ide makan madu untuk mengatur glukosa darah tampaknya agak kontra intuitif. Tapi dokter mungkin tidak memberitahu Anda bahwa studi klinis telah menunjukkan bahwa madu murni merupakan pilihan yang lebih sehat dalam diet diabetes dari pada gula meja dan pemanis non-nutrisi lain seperti Splenda, sakarin, aspartame. Madu membutuhkan tingkat insulin yang lebih rendah dibandingkan dengan gula putih biasa dan tidak meningkatkan kadar gula darah secepat gula meja karena memiliki Glycemic Index lebih rendah daripada gula.

Meskipun madu mengandung kadar gula yang besar, tapi gula tersebut terbagi menjadi dua unit sederhana, glukosa dan fruktosa, yang diserap pada tingkat yang berbeda ke dalam tubuh. Bahkan, Dr Ron Fessenden mengungkapkan dalam bukunya The Honey Revolution bahwa “semakin seseorang intoleran terhadap gula, semakin rendah respon gula darah setelah konsumsi madu versus semakin tinggi respon gula darah setelah mengkonsumsi sukrosa atau glukosa”. Buku ini lebih lanjut menjelaskan mengapa madu mampu melakukan peran regulasi yang luar biasa ini. Rasio 1:1 fruktosa dan glukosa yang ditemukan dalam madu memfasilitasi asupan glukosa ke hati, yang mencegah kelebihan glukosa memasuki sirkulasi darah. Dan madu alam adalah satu-satunya gula yang memiliki kemampuan khusus ini.

Selanjutnya, penggunaan fruktosa monosakarida sering dianjurkan untuk mempermanis diet penderita diabetes karena GI-nya secara signifikan lebih rendah. Masalahnya adalah, fruktosa diserap berbeda dari gula-gula lainnya. Fruktosa tidak dimanfaatkan untuk energi seperti glukosa, tetapi disimpan dalam hati sebagai trigliserida. Hal ini memberikan beban metabolisme yang besar pada hati dan akhirnya dapat menyebabkan masalah kesehatan utama yang berhubungan dengan obesitas dan gangguan kesehatan lebih lanjut bagi penderita diabetes. Sayangnya, dalam upaya mereka untuk menghindari gula dalam makanan, banyak penderita diabetes kehilangan fokusnya dalam merencanakan diet mereka dengan menyertakan “gula buah fruktosa”, “kue ulang tahun khusus diabetes”, “es krim NutraSweet”, “permen bebas gula”, dll, yang semuanya mengandung sirup jagung atau pemanis buatan yang bahkan lebih berbahaya daripada gula biasa bila dikonsumsi dalam jangka panjang.

 

Sumber: www.benefits-of-honey.com

Tags : diabetesdiabetes melitusmadumakanan