Testosteron adalah hormon yang diproduksi oleh tubuh manusia, yang utamanya diproduksi di testis pria. Testosteron merangsang produksi sperma dan dorongan seksual pria, serta membantu membangun otot dan massa tulang.
Produksi testosteron biasanya menurun seiring bertambahnya usia pada pria. Tes darah digunakan untuk menentukan level testosteron pada tubuh Anda. Ketika jumlah testosteron lebih rendah daripada seharusnya, pria bisa mengalami berbagai gejala, terutama jika penurunan testosteron terjadi secara drastis. Berikut ini adalah beberapa gejala testosteron rendah yang wajib Anda waspadai.
1. Penurunan gairah seks
Testosteron memainkan peran kunci dalam libido (gairah seks) baik pada pria maupun wanita. Pria mungkin mengalami penurunan gairah seks ketika mereka bertambah usia. Namun, pria yang memiliki testosteron rendah akan mengalami penurunan gairah seks yang drastis. Testosteron rendah juga dapat menurunkan gairah seks pada wanita, bersama dengan faktor-faktor lain, seperti perubahan hormonal dan suasana hati lainnya.
2. Kesulitan mencapai ereksi
Testosteron merangsang gairah seks pria dan juga membantu pria dalam mencapai ereksi. Testosteron itu sendiri tidak menyebabkan ereksi, tetapi merangsang reseptor di otak untuk menghasilkan oksida nitrat, yaitu molekul yang membantu memicu ereksi. Ketika kadar testosteron terlalu rendah, seorang pria mungkin mengalami kesulitan mencapai ereksi sebelum seks atau mengalami ereksi spontan (misalnya, saat tidur). Masalah kesehatan lainnya dapat mempengaruhi fungsi ereksi, sehingga sangat penting untuk memeriksa apakah hal ini disebabkan oleh kadar testosteron yang rendah.
3. Penurunan volum air mani
Testosteron berperan dalam produksi air mani, yang merupakan cairan seperti susu yang membantu dalam motilitas sperma. Semakin banyak testosteron yang dimiliki oleh seorang pria, semakin banyak air mani yang dihasilkan. Pria dengan testosteron rendah akan mengalami penurunan volume sperma mereka saat ejakulasi.
4. Kerontokan rambut
Testosteron berperan dalam beberapa fungsi tubuh, termasuk produksi rambut. Kebotakan adalah bagian alami dari penuaan bagi banyak orang. Namun, pria dengan testosteron rendah akan mengalami kerontokan rambut di tubuh dan wajah.
5. Kelelahan dan kekurangan energi
Pria dengan testosteron rendah biasanya mengalami kelelahan ekstrim dan penurunan tingkat energi yang signifikan. Meskipun telah tidur cukup, pria dengan testosteron rendah merasa lelah sepanjang waktu. Biasanya mereka juga tidak memiliki motivasi untuk melakukan olahraga.
6. Kehilangan massa otot
Karena testosteron berperan dalam pembangunan dan penguatan otot, pria dengan testosteron rendah mengalami penurunan massa dan kekuatan otot. Bahkan ketika mereka mencoba melakukan latihan beban, masih akan sulit untuk membangun atau membangun kembali otot mereka.
7. Peningkatan lemak tubuh
Pria dengan testosteron rendah juga mengalami peningkatan lemak tubuh. Di beberapa kondisi mereka juga mengalami ‘gynecomastia’, yaitu pembesaran payudara.
8. Penurunan massa tulang
Penipisan massa tulang (osteoporosis) sering dianggap sebagai kondisi yang dialami perempuan. Namun, pria dengan testosteron rendah juga dapat mengalami pengeroposan tulang karena testosteron juga membantu dalam produksi dan penguatan tulang. Pria dengan testosteron rendah—terutama manula yang telah mengalami penurunan testosteron bertahun-tahun—rentan terhadap patah tulang.
9. Perubahan mood
Wanita sering mengalami perubahan mood selama menopause, ketika tingkat estrogennya menurun. Pria dengan testosteron rendah bisa mengalami gejala yang sama. Testosteron juga berpengaruh terhadap suasana hati dan kapasitas mental. Penelitian menunjukkan bahwa pria dengan testosteron rendah lebih mungkin mengalami depresi, mudah tersinggung, atau kurang fokus.
Sumber: www.healthline.com