close
InfoKesehatan

5 Mitos tentang Vasektomi yang Harus Anda Tahu

vasektomi

Vasektomi merupakan salah satu prosedur paling efektif untuk mencegah kehamilan karena sifatnya yang permanen. Jika Anda menginginkan untuk melakukan vasektomi, Anda harus menjalani operasi kecil untuk mencegah transportasi sperma pada testis dan penis. Dengan terhambatnya transportasi sperma, proses fertilisasi pun tidak akan terjadi.

Akan tetapi, banyak pria yang enggan melakukan vasektomi. Hal ini kemungkinan besar disebabkan adanya beberapa mitos yang mereka percayai. Untuk itu, alangkah baiknya jika Anda membaca artikel mengenai 5 mitos vasektomi berikut ini untuk mengetahui kebenaran serta penjelasan ilmiahnya.

1. Mitos: Setelah vasektomi, saya tidak akan mengalami ejakulasi.

Fakta: Jika Anda bisa ejakulasi sebelum vasektomi, maka Anda pun akan tetap bisa ejakulasi setelah vasektomi. Cairan ejakulasi, yaitu air mani, dibuat dalam prostat dan vesikula seminalis, yang tidak ikut dipotong pada proses vasektomi. Jumlah cairan yang keluar dari testis dengan sperma kurang dari 1% dari volume ejakulasi secara keseluruhan. Kontraksi otot yang memaksa cairan keluar saat ejakulasi berasal dari panggul dan—sekali lagi—tidak terpengaruh oleh vasektomi.

2. Mitos: Vasektomi akan menurunkan tingkat testosteron saya.

Fakta: Memang benar bahwa testis menghasilkan sperma dan testosteron. Perbedaannya adalah, testis menghasilkan testosteron dan mengalirkannya melalui darah, bukan vas deferens. Oleh karena itu, kadar testosteron tidak akan turun karena vasektomi.

3. Mitos: Vasektomi akan menyebabkan kanker prostat.

Fakta: Mitos ini telah ada dalam literatur medis bahkan sejak 15 tahun yang lalu. Ada sebuah penelitian longitudinal yang menunjukkan adanya hubungan antara vasektomi dan kemungkinan munculnya kanker prostat. Yang harus Anda ketahui adalah ini sama sekali tidak masuk akal. Produksi sperma sama sekali tidak ada kaitannya dengan kanker prostat. Yang lebih mungkin terjadi adalah pria yang menjalani vasektomi akan lebih sering menjalani pemeriksaan medis, termasuk pemeriksaan adanya kanker prostat atau tidak. Kebanyakan kanker prostat ditemukan melalui pemeriksaan, dan bukan melalui gejala-gejala yang berkembang. Dengan demikian, pria yang menjalani vasektomi akan lebih sering di-screening untuk melihat adanya kanker prostat atau tidak, sehingga dia akan lebih aman dari penyakit ini.

4. Mitos: Vasektomi akan menghentikan produksi sperma.

Fakta: Vasektomi hanya memblokir aliran sperma. Pria tetap menghasilkan sperma, hanya saja sperma tersebut tidak dialirkan seperti sebelumnya. Sperma hanya mampu hidup selama 3-5 hari dan akan mati ketika pria tidak berejakulasi setiap 5 hari sekali. Namun, sperma yang mati akan segera tergantikan dengan sperma baru yang jumlahnya jutaan. Setelah vasektomi, sperma akan mengalami proses yang sama, tak peduli apakah sperma tersebut dialirkan atau tidak. Hal ini menjelaskan mengapa pembalikan vasektomi ke kondisi awal masih bisa dilakukan.

5. Mitos: Lebih mudah bagi istri saya untuk menjalani tubektomi.

Fakta: Tubektomi (ligasi tuba) di Amerika Serikat biasanya dilakukan dengan anestesi umum atau epidural, yang biasanya memakan waktu 10-20 menit lebih lama dari vasektomi dan memiliki tingkat komplikasi serius yang lebih tinggi.

 

Sumber: www.mensfertilityct.com

Tags : reproduksi priavasektomi