Salah satu rintangan terbesar untuk pasar investasi saham adalah pergeseran pola pikir. Banyak investor pemula yang tak bisa menemukan alasan untuk menemukan saham dengan dividen.
Permainan Monopoli vs Investasi
Sebagai analogi, kita bisa ambil contoh permainan monopoli. Kita semua tahu bahwa tujuan dari permainan ini adalah untuk mengumpulkan uang sebanyak mungkin. Dan itu pula tujuan dari investasi.
Namun, Anda tidak akan memenangkan permainan Monopoli dengan menimbun uang tunai Anda. Yang diperlukan adalah membeli sebanyak properti yang Anda bisa. Ini akan memberikan keuntungan jangka panjang karena rumah dan hotel akan memberi Anda banyak uang jika ada yang berhenti di tempat tersebut. Properti dalam monopoli adalah untuk kebutuhan jangka panjang.
Anda harus melihat saham dengan dividen dengan cara yang sama. Anda tidak membeli saham seperti ini untuk segera mendapatkan untung, tapi untuk arus kas jangka panjang.
Menanam Tomat vs Investasi
Contoh sederhana lain adalah menanam kebun tomat. Mari kita lihat tujuan dan efek dari penanaman kebun tomat ini. Anda menanam tomat karena ingin makan tomat. Namun, Anda tidak menanam kebun tomat dan berharap bisa langsung makan tomat kan? Anda harus menanam kebun, mengairi, merawat, dan melakukan hal lain agar tanaman tumbuh subur.
Tapi, setelah tanaman tumbuh, pekerjaan yang perlu Anda lakukan akan berkurang. Plus Anda mendapatkan bukan hanya satu tomat, tapi “aliran pendapatan” tomat. Anda harus memiliki kesabaran untuk menuai imbalan, tetapi imbalannya jauh berlimpah daripada hanya membeli tomat di toko.
Perbedaan antara membeli tomat untuk memberi makan Anda sekali dan benih tomat untuk memberi makan Anda tanpa batas adalah perbedaan antara membeli saham untuk membuat uang dan membeli saham untuk dividen.
Perhatikan bahwa tujuannya sama. Dalam skenario tomat, tujuan kita adalah makan tomat. Dengan investasi, tujuan kita adalah membuat uang. Persamaannya adalah bahwa Anda dapat mengambil pendekatan jangka panjang untuk menunda kepuasan dan manfaat yang lebih besar, atau gratifikasi jangka pendek yang cepat menguap.
Bagaimana menurut Anda dua analogi di atas? Cukup masuk akal?
Sumber: einvestingforbeginners.com