Banyak yang mengira bahwa kemarahan adalah emosi yang harus dihindari. Dan jika muncul, sebisa mungkin harus ditahan. Padahal, jika ditahan, kemarahan bisa berubah menjadi racun. Berikut ini adalah 5 alasan mengapa Anda harus berhenti menahan kemarahan Anda.
1. Kemarahan yang ditahan akan menjadi penyakit
Kemarahan tidaklah bersifat abstrak terhadap tubuh kita. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa emosi berpengaruh pada fisik kita. Rasa malu membuat pipi kita memerah. Rasa tegah membuat kita muntah. Stres bisa mengakibatkan serangan jantung.
Ketika kita menyimpan kemarahan dan tidak meluapkannya, beberapa masalah kesehatan juga akan muncul, antara lain pusing, masalah pencernaan (seperti sakit perut), insomnia, peningkatan kecemasan, depresi, tekanan darah tinggi, masalah kulit (seperti eksim), serangan jantung, dan stroke.
2. Kemarahan yang tak terproses menyebabkan kegilaan
Ketika tidak diatasi, emosi akan tersimpan. Dan ketika bocor, semua akan membuncah, yang bisa membuat kita berlaku tidak terkendali. Kadang kita berpikir menahan marah adalah untuk menjaga perasaan orang lain. Padahal ketika telah menumpuk dan membuncah, kita malah bisa menyakiti mereka yang tak berdosa, seperti teman atau hewan peliharaan.
3. Orang lain harus tahu bahwa mereka telah menyakiti Anda
Seringkali memang orang bermaksud untuk membuat kita terluka atau marah. Namun, seringkali pula orang tidak menyadari bahwa mereka telah membuat kita marah. Jika Anda merasa bersalah tentang kemarahan Anda, Anda mungkin akan menyalahkan diri Anda sendiri dan tidak pernah menyelesaikan sumber penyebabnya. Ketika kita membiarkan diri kita untuk memproses dan menyadari kemarahan kita, akan lebih mudah bagi kita untuk mengetahui penyebabnya.
4. Anda perlu tahu kapan untuk mengatur batas-batas
Cara terbaik adalah dengan mengetahui siapa saja yang membuat Anda marah. Apakah Anda marah karena tingkah orang tersebut? Apakah dia pernah memperlakukan Anda dengan buruk? Apakah dia membuat Anda tidak merasa aman?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan terjawab ketika Anda mau menghadapi kemarahan Anda dan melaluinya. Dan hal ini akan membantu Anda mengambil keputusan mengenai hubungan Anda dengan orang yang bersangkutan.
5. Mengalami kemarahan bisa sangat menyenangkan
Percaya atau tidak, Anda bisa merasa bahagia ketika mengalami kemarahan. Kita cenderung menekankan pada emosi positif daripada negatif. Padahal, jika diumpamakan warna, emosi yang beramacam itu akan menciptakan semacam spektrum yang unik.
Sumber: www.pickthebrain.com