Apakah Anda termasuk orang yang susah tidur di malam hari? Atau mungkin suka bangun berulang? Atau kadang juga bangun dengan merasa kelelahan? Mungkin Anda menderita insomnia. Anda bisa mengkonsumsi obat-obatan tanpa resep dari apotek atau berkonsultasi dengan dokter Anda mengenai pengobatan yang tepat. Dokter mungkin akan memberi resep obat tidur sesuai dengan keadaan Anda.
Namun, sebelum Anda melakukannya, Anda harus menyadari berbagai jenis obat tidur—baik dengan atau tanpa resep dokter—potensi efek samping, masalah keamanan, dan berbagai alternatif yang tersedia.
Obat Resep vs Obat Tanpa Resep
Zat yang paling banyak ditemukan di obat tidur tanpa resep adalah diphenhydramine, yang merupakan sebuah antihistamin. Zat ini biasanya memiliki efek relaksasi yang membuat Anda merasa mengantuk, tetapi dapat menyebabkan kepeningan pada hari berikutnya. Beberapa obat bantu tidur tanpa resep juga menyertakan penghilang rasa sakit, yang mungkin tidak dibutuhkan untuk mengobat insomnia.
Meskipun banyak obat di apotek bisa dibeli tanpa resep dan umumnya dianggap aman, Anda harus bertanya pada apoteker tentang adanya efek samping dari obat tersebut atau interaksi obat yang merugikan dengan obat lain yang kita pakai untuk kondisi kesehatan lainnya seperti tekanan darah tinggi.
Anda harus mengkonsumsi obat sesuai anjuran, khususnya jika Anda juga tengah mengkonsumsi obat lain yang juga mengandung antihistamin, seperti obat flu atau alergi. Dan yang perlu diperhatikan, antihistamin juga dapat menyebabkan kebingungan pada orang tua. Karena itulah, obat tanpa resep biasanya cocok digunakan untuk kebutuhan darurat dan tidak baik digunakan untuk jangka panjang.
Jika Anda mengalami masalah tidur yang berlangsung beberapa hari, diskusikan dengan dokter Anda karena mungkin saja mengalami masalah kesehatan yang mendasari hal tersebut, seperti gangguan tidur atau depresi. Dokter mungkin akan meresepkan obat tidur, berdasarkan dengan penyebab masalah tidur Anda.
Salah satu zat yang masuk dalam grup sedative-hypnotics adalah benzodiazepine, yang dibagi menjadi benzodiazepin atau nonbenzodiazepines. Zat ini dikembangkan pada tahun 1960 dan bisa menyebabkan kecanduan. Kelas obat tidur baru yang disebut asam gamma-aminobutyric (GAMA) dianggap lebih tidak menimbulkan ketergantungan. Salah satu yang perlu diperhatikan dari benzodiazepine adalah bahwa zat ini bisa mengganggu slow-wave sleep, salah satu jenis deep sleep yang dibutuhkan manusia untuk kembali bugar secara fisik.
Minum obat tidur resep hanya direkomendasikan di bawah pengawasan yang ketat dari dokter Anda. Anda harus mendiskusikan semua risiko dan potensi efek samping dan meminta dokter untuk meninjau petunjuk dosis dengan Anda. Dan ingat, Anda tidak boleh minum obat yang diresepkan untuk orang lain.
Risiko dan Efek Samping dari Obat Tidur
Ada sejumlah masalah keamanan mengenai obat tidur resep. Beberapa obat tidur resep dapat menyebabkan reaksi alergi, gangguan pada hari berikutnya, tidur berjalan, dan bahkan tidur saat mengemudi. Dosis yang diberikan pada pasien juga harus sangat diperhatikan.
Dan ketika mengkonsumis obat tidur, sangat diwajibkan bagi Anda untuk:
1. Tidak meminumnya bersamaan dengan konsumsi alkohol
2. Tidak mengkonsumsi lebih dari dosis yang dianjurkan
3. Tidak mengkonsumsinya bersamaan dengan obat penenang lainnya