Setiap orang, di suatu saat dalam hidupnya, pasti pernah membuat keputusan keuangan yang buruk. Bisa saja masalah saham atau mungkin kartu kredit. Salah satu aspek yang paling penting dari misi penyelamatan adalah memiliki kemampuan untuk belajar dari kesalahan masa lalu.
Meskipun masih jauh dari komprehensif, daftar ini berusahan menguraikan beberapa kesalahan langkah yang sering dilakukan konsumen dalam menavigasi keuangan mereka.
1. Memusingkan jangka panjang dan jangka pendek
Ada strategi manajemen aktif yang telah ditetapkan yang memicu keputusan untuk membeli atau menjual. Akan ada suatu strategi di mana investor secara acak menjual posisi setelah kehilangan uang dan kemudian membeli kembali setelah pasar pulih.
“Salah satu kesalahan terbesar adalah ketika Anda mulai melihat investasi jangka panjang Anda sebagai jangka pendek,” kata Carlo Panaccione, pendiri dan presiden dari Navigation Group di Redwood Shores, Calif.
Hal tersebut paling mungkin terjadi “ketika orang memutuskan akan keluar (dari pasar) sampai hal-hal terlihat lebih baik. Tetapi pada saat hal-hal yang terlihat lebih baik, pasar telah pulih,” katanya.
2. Terlalu lama bergantung pada investasi
Sama seperti petinju perlu belajar bagaimana caranya membuat pukulan, investor juga harus belajar untuk mengalami kerugian. Tidak setiap investasi akan menjadikan Anda pemenang. Dibutuhkan disiplin emosional untuk mengenali kesalahan dan mengurangi kerugian Anda.
“Jika uang tidak pernah datang kembali, jangan terus berharap selama 10 tahun untuk mencoba membuat uang Anda kembali, karena Anda mungkin tidak pernah mendapatkannya,” kata Panaccione.
3. Terjebak dalam Lubang Hitam Hutang Kartu Kredit
Membeli secara kredit berarti Anda setuju untuk menghabiskan uang masa depan Anda untuk memenuhi impuls membeli hari ini. Seringkali itu menjadi keputusan yang Anda sesali di masa depan dan bisa merambat menjadi lingkaran hutang.
“Orang-orang terus membuat pilihan hari ini yang membuat pendapatan mereka saat ini terus digunakan untuk membayar pilihan-pilihan masa lalu mereka,” kata Julie Murphy Casserly, Certified Financial Planner dan pendiri JMC Wealth Management di Chicago.
4. Mengambil pinjaman dari tabungan pensiun
Ada beberapa alasan yang baik untuk mengambil pinjaman dari tabungan pensiun—misalnya, ketika Anda benar-benar tidak ada pilihan lain dan orang-orang penagih hutang sedang dalam perjalanan mereka ke rumah Anda.
Alasan lain mungkin hanya rasionalisasi-rasionalisasi rumit, kata Casserly.
“Orang-orang membenarkan diri mereka sendiri mengenai mengapa mereka mengambil pinjaman dengan mengatakan, “Saya membayar untuk diri saya sendiri.” Anda tidak akan bisa membayar semua bunga. “Ada biaya administrasi dan biaya yang keluar dari bunga,” katanya.
5. Mempercayai mereka yang memiliki keahlian terbatas
Sangat susah untuk memisahkan antara nasihat investasi yang baik dari yang buruk. Seringkali, konsumen menjadi belas kasihan para profesional atau malah korban dari keserakahan mereka sendiri.
“Saya tidak peduli apakah itu sepupu Billy Bob atau agen asuransi yang bermaksud baik. Mereka memberikan nasihat tentang produk atau materi pelajaran yang tidak mereka kuasai atau mengerti,” kata Chris Ravsten, Certified Financial Planner, kepala dan pendiri Foxstone Financial Group di Denver.
Sumber: www.bankrate.com