Diabetes insipidus adalah gangguan yang tidak lazim, yang ditandai dengan rasa haus walaupun sudah diminumi banyak cairan dan ekskresi urinnya pun terjadi dalam jumlah besar. Biasanya, hal ini terjadi karena tubuh Anda tidak memproduksi, menyimpan atau melepaskan hormon kunci. Tapi hal ini mungkin juga disebabkan ketidakmampuan ginjal untuk memberikan respon terhadap hormon tersebut.
Namun demikian, diabetes insipidus tidak berkaitan dengan diabetes mellitus (tipe 1 dan tipe 2).
Gejala Diabetes Insipidus
Gejala utama dari diabetes insipidus sebenarnya sama dengan yang disebutkan di atas, yaitu rasa haus yang berlebihan dan ekskresi urin encer dalam jumlah besar. Jumlah urin ini bias berkisar antara 2 liter hingga 20 liter dalam sehari, bergantung tingkat keparahan diabetes insipidus. Gejala lain dari diabetes insipidus meliputi bangun di malam hari untuk buang air kecil dan mengompol.
Tak hanya pada orang dewasa, diabetes insipidus juga bias menimpa bayi dan anak kecil, dengan gejala yang meliputi popok yang sangat basah, tangis atau kerewelan yang luar biasa dan tak terjelaskan, diare, demam, muntah, turun beran badan, kulit kering, dan pertumbuhan yang terlambat.
Penyebab Diabetes Insipidus
Diabetes insipidus terjadi ketika tubuh tak mampu mengontrol cairannya. Biasanya, ginjal mengeluarkan cairan tubuh berlebih dari aliran darah Anda, yang disimpan dalam kandung kemih, sebelum Anda kencing.
Ada beberapa jenis diabetes insipidus, yang disebabkan oleh jenis-jenis gangguan pada system dalam tubuh.
1. Diabetes insipidus sentral
Penyebab diabetes insipidus sentral adalah rusaknya kelenjar hipofisis atau hipotalamus yang dikarenakan penyakit, tumor, operasi, peradangan atau cedera. Pada anak-anak, kelainan genetik kemungkinan adalah penyebabnya.
2. Diabetes insipidus nefrogenik
Penyebab diabetes insipidus nefrogenik adalah kerusakan pada tubulus ginjal, yang membuat ginjal tidak bias merespon ADH. Penyakit ini mungkin disebabkan oleh beberapa jenis obat-obatan seperti dan demeclocycline (antibiotik tetrasiklin) dan lithium.
3. Diabetes insipidus gestasional
Diabetes insipidus gestasional hanya terjadi saat kehamilan dan ketika enzim yang dibuat oleh plasenta menghancurkan ADH pada ibu.
4. Polidipsia primer
Kondisi ini juga dikenal dengan istilah diabetes insipidus dipsogenik. Pada keadaan ini, tubuh mengeluarkan ekskresi urin encer dalam jumlah sangat besar. Penyebab utamanya bukanlah kerusakan pada ADH, melainkan karena adanya asupan cairan yang terlalu besar. Asupan air yang berlebihan dalam waktu yang lama bias merusak ginjal dan menekan ADH, membuat tubuh Anda tidak dapat mengkonsentrasikan urin. Kondisi ini mungkin disebabkan oleh rasa haus berlebih yang disebabkan oleh kerusakan pada mekanisme rasa haus yang mengatur, yang terletak di hipotalamus.
Sumber: www.mayoclinic.org