Setiap orang pasti pernah berurusan dengan orang yang sulit, entah orang itu argumentatif, keras kepala, atau agresif. Pertanyaannya adalah bagaimana Anda bisa menuntut hak Anda tanpa perlu menimbulkan insiden.
Dalam kebanyakan kasus, orang yang marah cenderung berteriak untuk didengar. Mereka ingin dihargai, dicintai, dan didengar. Strategi di bawah ini akan membantu Anda menyelesaikan perselisihan dengan cepat dan damai untuk kepentingan semua orang yang terlibat.
1. Tetap tenang
Diamlah dan janga katakan apapun. Biarkan badai terjadi dan biarkan berlalu. Sering kali orang marah hanya karena ingin memprovokasi Anda. Coba tahanlah amarah Anda. Berdebat sangatlah tidak efektif karena bisa menimbulkan masalah dan hambatan.
2. Biarkan orang itu menjadi satu-satunya yang bicara
Jika dibiarkan bicara sendirian, lama-lama dia akan bosan. Kadang-kadang hanya itulah yang mereka inginkan: didengar dan dianggap penting. Semua orang pasti ingin merasa penting. Hanya saja beberapa orang hanya mengungkapkannya dengan cara yang kontraproduktif. Jadi jika menghadapi situasi seperti ini, biarkan orang tersebut mengoceh sampai puas.
3. Pertimbangkan sudut pandang orang lain
Bayangkan Anda berada di posisi orang yang menjadi lawan Anda. Cobalah untuk memahami dan mencari bahan yang bisa menengahi. Menyalahkan orang tersebut hanya akan memperkeruh suasana.
4. Mengatakan ‘ya, saya paham maksud Anda’ sangatlah berarti
Kadang hanya itu yang mereka inginkan—mendapatkan validasi dari orang lain. Dengan menyetujui apa kata mereka, itu artinya Anda telah menghentikan kemarahan orang lain.
5. Jika situasi berubah kasar secara verbal, hentikan.
Hentikan kata-kata yang kasar dengan cara yang tegas tapi tenang “Kau sedang marah saat ini dan mengatakan hal-hal yang tidak kau maksudkan. Sekarang lebih baik saya pergi. Kita bicara lagi kalau kau sudah tenang.” Anda bisa meninggalkan ruangan atau meminta mereka meninggalkan ruangan.
6. Jika Anda salah, cepat akuilah dan bertanggungjawablah
Anda bisa mengatakan “Anda benar, itu adalah kesalahan saya. Dan saya akan melakukan sesuatu untuk memperbaikinya’. Bahkan jika Anda tidak salah, setidaknya buatlah mereka sedikit ragu. “Mungkin saya memang salah, coba kita lihat masalahnya bersama-sama dengan kepala dingin.” Mau tidak mau, dia pasti mau!
7. Gunakan visualisasi
Jika Anda sedang berhadapan dengan seseorang yang berinteraksi dengan Anda setiap hari, coba bayangkan orang itu sebagai makhluk spiritual yang penuh kasih. Misalkan saja, atasan Anda yang menyebalkan. Bayangkan dia sebagai makhluk yang penuh kasih dan kemarahan Anda pun akan teredam sehingga konflik bisa terhindarkan.
Sumber: www.pickthebrain.com