Setiap orang yang memiliki gigi berisiko terkena gigi berlubang, namun faktor-faktor berikut dapat meningkatkan risiko gigi berlubang.
1. Lokasi gigi
Kerusakan paling sering terjadi pada gigi belakang (molar dan premolar). Gigi ini memiliki banyak alur, lubang dan celah yang dapat mengumpulkan partikel makanan. Akibatnya, gigi-gigi ini lebih susah dibersihkan jika dibandingkan dengan bagin gigi depan yang lebih halus dan mudah dijangkau. Plak dapat terbentuk dan dan bakteri dapat berkembang di antara gigi belakang Anda, memproduksi asam yang menghancurkan enamel gigi.
2. Makanan atau minuman tertentu
Makanan yang melekat pada gigi Anda untuk waktu yang lama—seperti susu, es krim, madu, gula, soda, buah kering, cake, cookies, permen keras, permen mint, sereal kering, dan keripik—lebih mudah menyebabkan kerusakan daripada makanan yang mudah hanyut oleh air liur.
3. Sering ngemil atau minum soda
Ketika Anda terus menerus ngemil dan minum soda, Anda memberikan lebih banyak bahan bakar untuk bakteri di mulut Anda yang akan digunakan untuk menghasilkan asam yang menyerang dan merusak gigi Anda. Minum soda dan minuman asam lainnya lainnya sepanjang hari membuat gigi Anda mandi asam secara terus menerus.
4. Pemberian makan bayi saat waktunya tidur
Orang tua dianjurkan untuk tidak memberikan minuman, seperti susu, jus, atau cairan yang mengandung gula lainnya sebelum tidur kepada bayi. Minuman ini akan tetap berada pada gigi selama berjam-jam sementara bayi Anda tidur, yang menyediakan makanan bagi bakteri penyebab kerusakan gigi. Kerusakan ini sering disebut kerusakan gigi akibat botol bayi. Membiarkan balita yang dalam masa transisi untuk berjalan-jalan dengan menyedot dari botol juga bisa menyebabkan hal yang sama.
5. Penyikatan gigi yang tidak benar
Jika Anda tidak membersihkan gigi Anda setelah makan dan minum, plak akan terbentuk dengan cepat dan tahap pertama dari kerusakan gigi akan dimulai.
6. Tidak mendapatkan cukup fluorida
Fluorida, mineral alami, membantu mencegah gigi berlubang dan bahkan dapat membalikkan tahap awal kerusakan gigi. Karena manfaatnya untuk gigi, fluorida dimasukkan ke dalam pasta gigi dan cairan pembilas mulut.
7. Usia yang lebih muda atau tua
Biasanya, gigi berlubang terjadi pada anak-anak dan remaja. Manula juga memiliki risiko yang tinggi karena seiring waktu gigi bisa aus dan gusi dapat surut, membuat gigi lebih rentan terhadap pembusukan akar. Manula bisa meminum obat untuk mengurangi aliran air liur, yang bisa meningkatkan risiko kerusakan gigi.
8. Mulut kering
Mulut kering disebabkan oleh kurangnya air liur, yang membantu mencegah kerusakan gigi dengan membasuh makanan dan plak dari gigi Anda. Zat yang ditemukan dalam air liur juga membantu mengatasi asam yang dihasilkan oleh bakteri dan bahkan dapat membantu memperbaiki kerusakan gigi awal. Obat-obat tertentu, beberapa kondisi medis, radiasi di daerah kepala dan leher, atau obat kemoterapi tertentu dapat meningkatkan risiko gigi berlubang dengan mengurangi produksi air liur.
9. Perangkat atau tambalan gigi yang sudah aus
Selama bertahun-tahun, tambalan gigi dapat melemahkan, mulai memecah atau tepiannya menjadi kasar. Hal ini memungkinkan plak untuk terbentuk dengan lebih mudah dan lebih sulit dihapus. Perangkat gigi juga bisa mengendur, yang bisa memungkinkan adanya celah untuk kerusakan gigi.
10. Gangguan makan
Anoreksia dan bulimia dapat menyebabkan erosi gigi yang signifikan dan gigi berlubang. Asam perut dari muntah berulang (pembersihan) dapat membasahi gigi dan mulai melarutkan enamel. Gangguan makan juga dapat mengganggu produksi air liur.
11. Mulas
Mulas atau penyakit gastroesophageal reflux (GERD) dapat menyebabkan asam lambung mengalir ke dalam mulut Anda (refluks), yang bisa menghilangkan enamel gigi dan menyebabkan kerusakan gigi yang signifikan. Dokter gigi Anda mungkin menyarankan agar Anda berkonsultasi dengan dokter Anda untuk melihat apakah refluks lambung Anda adalah penyebab hilangnya enamel Anda.
Sumber: www.mayoclinic.org